Blog Tausiyah275

Juli 21, 2006

Khutbah Jum’at – 20060714

Filed under: Khutbah Jumat & Pengajian — Tausiyah 275 @ 9:55 am

Tema dari khutbah Jum’at kali ini adalah “Istighosah selain ALLOH SWT”

Yang dimaksud dengan istighosah adalah mohon ampun atau minta tolong atau minta bantuan saat-saat sulit.

Dalam Islam, ada 2 jenis istighosah:
1. Dibenarkan agama.
Istighosah yg dibenarkan dalam Islam adalah jika ada orang yg meminta bantuan kepada kita, sementara kita PUNYA KEMAMPUAN MENOLONG, SEPANJANG TIDAK BERTENTANGAN DG AGAMA. Hal ini tersirat pada cerita tentang Nabi Musa as pada Al Qashash(28):15,“Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israel) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Firaun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).”

Dalam cerita nabi Musa as ini, orang Bani Israel meminta bantuan kepada nabi Musa as. Nabi Musa as sendiri membantu dalam perkelahian tersebut, karena beliau mempunyai kekuatan dan mampu menolong. Sedangkan kasus matinya orang dari kaum Firaun, nabi Musa as sendiri nyatakan bahwa itu adalah perbuatan syaitan.

2. Tidak dibenarkan (dilarang) oleh agama.
Terutama yg berkait dengan ibadah…Islam sangat MELARANG/ MENGHARAMKAN meminta bantuan kepada selain ALLOH SWT. Hal ini dikarenakan meminta tolong/bantuan selain ALLOH SWT ~ SYIRIK.

Saat ini sering terjadi perilaku istighosah yg sifatnya menyimpang. Sebagai contoh, pada saat terjadi bencana, mereka malah meminta tolong kepada Roro Kidul, kepada penunggu gunung kidul, dst. Mereka bukannya meminta pertolongan kepada Sang Pemilik Alam Semesta, ALLOH SWT, justru malah tidak mengacuhkannya. Padahal ALLOH SWT sudah menyatakan dalam Yunus(10):106,“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang lalim”.”

Khatib juga menjelaskan perbedaan orang yg syirik, di jaman dulu dengan jaman sekarang. Perbedaan mendasar diantara keduanya adalah:
1. Orang syirik jaman dahulu, melakukan perbuatan syirik jika mereka mendapat kesenangan. Adapun jika mereka tertimpa musibah, mereka kembali mengingat ALLOH SWT. Mereka kembali mendekat pada ALLOH, meminta bantuan hanya kepada ALLOH SWT. Hal ini tertulis di Al Ankabut(29):65,“Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah),”

Sementara orang syirik jaman sekarang, tidak saja dalam posisi senang…dalam posisi susah (tertimpa bencana) mereka tetap syirik. 😦 (lihat poin 2 di atas).

2. Orang syirik jaman dahulu mengetahui benar makna dari “Laa Ilaa Ha Illallah”. Oleh karena itu, mereka ‘tidak berani’ sembarangan mengucap kalimat itu. Sebagai contoh, Abu Thalib, paman Rasululloh SAW. Meski beliau melindungi Rasululloh SAW sejak kecil, namun menjelang beliau meninggal, beliau bersikeras menolak mengucap kalimat tauhid itu, karena tahu konsekuensinya.

Sementara orang syirik jaman sekarang, mereka berulangkali mengucap kalimat tauhid itu, namun pada kenyataannya tetap menyembah ‘tuhan-tuhan’ lain. Barangkali “Tuhan 9 cm” menjadi salah satu tuhan mereka. 😉 *kalimat terakhir ini tambahan dariku…hihihi…*

Oleh karena itu, khatib menyatakan bahwa kalimat tauhid itu perlu ‘dipertegas’, menjadi:
TIADA SEMBAHAN YG BERHAK DISEMBAH DENGAN BENAR, KECUALI ALLOH SWT. 🙂

*Khutbah Jum’at lainnya bisa diakses di http://khutbahjumat.wordpress.com/*

5 Komentar »

  1. [tanya]shalat jum’at dimanakah ini ?

    di gedung sebuah BUMN di Jakarta Pusat…

    Komentar oleh Luthfi — Juli 21, 2006 @ 7:24 pm | Balas

  2. elek temen

    Komentar oleh paijo — Mei 4, 2010 @ 7:11 pm | Balas

  3. pemikiran aliran wahabi merusak pemikiran umat islam pekerjaaanya tukang adu domba sesat menyesatkan dengan terorisme sebagai andalan senjata utama dan tukang stempel bid’ah kepada kelompok lain tanpa melihat akar masalah hal ini menimbulkan kekacauan umat islam yang disebut fitnah wahabi

    Komentar oleh aliranmu — September 12, 2012 @ 5:09 am | Balas

  4. […] Untuk golongan ini, insya ALLOH kehidupan mereka akan lebih baik. Karena mereka meminta pertolongan hanya pada ALLOH SWT. *silakan baca kembali artikel istighosah…* […]

    Ping balik oleh Jangan Beri Sesajen!!! | Blog Tausiyah275 — April 6, 2013 @ 3:57 pm | Balas

  5. […] Tahlilan berasal dari kata TAHLIL, yg mempunyai arti mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illallah” (tiada Tuhan yg layak disembah selain ALLOH SWT). Aku sebenarnya pernah tulis artikel yg serupa, yakni: – mengupas kandungan kalimat tauhid (tahlil juga bisa disebut kalimat tauhid) – khutbah Jum’at 14 Juli 2006 […]

    Ping balik oleh Tahlilan | Blog Tausiyah275 — Mei 5, 2014 @ 5:58 am | Balas


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar