Blog Tausiyah275

September 19, 2006

Fitnah Terhadap Majalah HIDAYAH

Filed under: HOT NEWS — Tausiyah 275 @ 12:27 pm

***astaghfirullah…selalu saja ada orang2 dengki yg tidak senang melihat kemajuan Islam di Indonesia… Sebenarnya berita ini sudah agak lama, sekitar 1-2 minggu lalu, namun aku belum muat di sini, karena aku merasa ada yg ‘aneh’….ternyata benar…informasi yg beredar tersebut adalah FITNAH BESAR terhadap penerbit, pemilik, dan karyawan majalah Hidayah. Kebenaran akan selalu menang…!!!

oya, artikelnya agak panjang, karena aku gabungkan antara ‘fitnah’ dan bantahannya..harap maklum… :)***

ARTIKEL FITNAH TENTANG MAJALAH HIDAYAH

MAJALAH HIDAYAH DAN POP,TERNYATA SAUDARA KANDUNG

Saya sangat khawatir dengan perkembangan “Islam Belatung” yang cukup pesat sekarang ini. Yang saya maksud dengan “Islam Belatung” adalah Islam yang digambarkan melalui cerita teror-horor seperti “belatung keluar dari perut si fulan karena melakukan dosa anu” atau “kuburan tak mau menerima jasad si fulan karena dosa anu” dan cerita2 semacamnya. Maaf jika istilah saya untuk menggambarkan ‘Islam’ yang disampaikan dengan cara itu cukup kasar, sebab saya kira cerita2 demikian sesungguhnya dusta dan hanya menodai kesucian dan kemurnian Islam yang “sejati”. Cerita2 itu sekadar sampah, yang karena ketidaktahuan umat Islam, kemudian menjadi seolah-olah kisah agung yang wajib diketahui semua muslim yang saleh..

Sekitar dua-tiga tahun lalu, saya masih ingat persis seorang teman yang juga alumni HMI Bogor pernah bercerita kepada saya. Dia waktu itu reporter majalah Gatra dan sedang ditugaskan untuk menginvestigasi majalah Hidayah-Intisari Islam, sebab majalah tsb dianggap fenomenal. Dalam arti, oplag-nya besar meskipun usianya relatif baru beberapa tahun. Ketika datang ke kantor majalah Hidayah, ia sempat kebingungan karena tempat yang didatangi ternyata kantor tabloid Pop, tabloid porno. Hampir balik lagi karena menyangka salah alamat, ia tanya orang2 di tempat itu.

Ealah… ternyata kantor Hidayah letaknya juga di tempat yang sama. Ia penasaran, mengapa tabloid dari ‘aliran’ berbeda bisa menempati kantor yang sama? Selidik punya selidik, ternyata penerbit keduanya sama, yaitu PT Varia Pop Nusantara.

Setelah mendengar cerita dia, saya cek dengan melihat nama penerbit pada majalah dan tabloid tsb. Astaghfirullah, ternyata sama… PT Varia Pop Nusantara.. Silakan teman2 juga cek langsung.

Teman saya juga sempat bertanya kepada pimred Hidayah waktu itu, apakah cerita yang ditampilkan dalam Hidayah benar adanya. Dijawab, bahwa cerita2 tsb diperoleh reporter Hidayah dari masyarakat.

Benar tidaknya wallahu a’lam!

Kesimpulan saya:
1. Karena penerbitnya sama, sebenarnya tujuan Hidayah dan Pop juga sama, yakni, mencari untung sebesar2nya. Bedanya, Pop membidik pasar pria2 mesum, sedangkan Hidayah mentargetkan pasar kaum muslim kebanyakan. Saya tidak tahu seberapa besar jumlah pria mesum yang suka Pop. Tetapi, jumlah kaum muslim yang bisa dipikat dengan cerita2 horor yang ditampilkan Hidayah, saya yakin sangat banyak. Terbukti, Hidayah dibeli banyak orang.

2. Strategi yang digunakan penerbit tsb adalah “mengalalkan segala cara”. Porno atau ‘Islami’, selama itu menguntungkan, sikat teruss…

3. Ada kemungkinan, keuntungan dari Hidayah digunakan untuk mensubsidi Pop. (Pop butuh subsidi karena kalah bersaing dengan media porno sejenis, menurut info seorang teman yang lain). Jadi kalau kita beli Hidayah, sama saja mensupport Pop.

4.Asumsi saya, siapapun di balik majalah Pop adalah manusia bejat moral. Tidak logis jika manusia semacam itu, melalui majalah Hidayah-nya, punya niat baik untuk mendakwahkan Islam yang benar.

5.Majalah Hidayah adalah majalah tipu2 dan menyesatkan umat Islam. Demikian pula majalah sejenis yang akhir2 ini bermunculan. Saya bertanya-tanya, apakah kyai2 kita tidak tahu hal ini? Dalam rubrik konsultasi majalah Hidayah, salah satu pengisinya adalah Kyai Ali Yafie, kyai sepuh yang tak diragukan lagi kualitas keilmuannya terutama dalam bidang ilmu fiqih. (Dalam versi Hidayah sekarang, juga ada Ust Arifin Ilham ulama2 lain yang cukup terkenal). Saya tidak pernah mendengar Nabi mengajarkan Islam dengan cerita2 horor. Kalaupun ada dalam Quran hanyalah cerita2 tentang neraka, tak lebih dari itu. Islam yang disampaikan Nabi adalah Islam yang penuh hikmah dan mauidzah.

BANTAHAN TERHADAP FITNAH

HIDAYAH BUKAN SAUDARA TABLOID POP
Assalamualaikum wr. Wb.
Semula saya agak kaget melihat email serta milis yang isinya sangat menyudutkan majalah Hidayah, dimana saya kerja di media tersebut.Bagaimana tidak, Hidayah yang selama ini lekat dengan pembaca sebagai majalah yang sejuk, membimbing orang untuk belajar agama, dicap sebagai majalah yang mengusung jargon Islam Belatung, majalah yang menyajikan cerita-cerita horor yang patut dipertanyakan kebenarannya, majalah yang mengejar profit besar dengan menghalalkan segala cara yakni menjual nama agama meski dengan cerita-ceritra sampah sampai majalah yang bersaudara dengan Tabloid Pop (Tabloid Porno).

Namun setelah saya cermati, informasi miring tersebut tampaknya sekedar sensasi belaka, bualan semata yang menjurus pada fitnah. Entah didasari apa sehingga pelempar bola panas tersebut berani mengatakan sesuatu yang sebenarnya sangat tidak diketahuinya, tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya serta pemahaman yang serampangan. Apakah ada motif ingin menjatuhkan citra Hidayah di depan khalayak melalui black campaign (kampanye hitam) dengan seolah-olah mengatakan bahwa apa yang ditulisnya benar-benar merupakan investigasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik ataukah ada motif-motif lainnya.

Maklumlah, menurut hasil riset NMR (Nielsen Media Research) kuartal pertama 2006, di sembilan kota besar tercatat majalah Hidayah adalah majalah yang paling banyak dibaca (menempati rangking pertama) di antara 10 majalah lain, baru disusul majalah GADIS, BOBO, ANEKA YESS!, KARTINI, ETNIX, SABILI, TEMPO, MISTERI dan INTISARI.

Dari sekitar 40 juta pembaca yang disurvei NMR (usia 10 tahun ke atas), sekitar 4,9% di antaranya memilih Hidayah sebagai bacaan mereka. Pembaca Hidayah jauh melampaui pembaca majalah-majalah lain, sementara peringkat kedua yaitu GADIS hanya meraup 1,81%, dan majalah Intisari yang berada di peringkat sepuluh meraup 0,64% (lihat Majalah Cakram Fokus edisi 6/2006).

Melihat perjalanan Hidayah yang baru berumur 5 tahun namun hasilnya cukup fenomenal, maka tak mengherankan hantaman melalui isu-isu murahan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, pun coba dihembuskan oleh oknum-oknum yang sentimen terhadap Hidayah. Kata orang, semakin di atas semakin kencang angin bergoyang, mungkin ada benarnya. Kondisi itulah yang kini dihadapi Hidayah. Saya melihat, banyak hal yang sengaja dilencengkan dan diplintar-plintir oleh pembawa informasi miring tersebut dari fakta yang sesungguhnya. Pertama, penulis (penebar informasi tak jelas tersebut) kurang memahami isi majalah Hidayah.

Sebab bila ia paham betul, ia tidak akan menyimpulkan bahwa Hidayah mengusung Islam Belatung. Ia ingin memberi label itu karena melihat cover Hidayah yang seram-seram dan ada keterkaitan dengan azab yang diterima seseorang menjelang/sesudah meninggal dunia karena amal perbuatan buruknya sewaktu di dunia, ditambah lagi dengan tayangan televisi yang marak dengan sinetron dengan tema yang hampir serupa dengan Hidayah.

Padahal sejatinya, cerita yang dimaksudkan itu bagian kecil dari seluruh isi majalah Hidayah. Porsi untuk cerita-cerita yang baik (husnul khatimah) yang sama-sama bisa diambil iktibarnya juga cukup banyak. Belum lagi rubrik-rubrik lain yang sangat disenangi pembaca. Seperti: Kisah Kitab (rujukannya pada kitab-kitab klasik yang memuat kisah-kisah yang patut direnungi), Kisah Qur’an (kisah yang tidak asing lagi yang diinukilkan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir), profil dai (menampilkan dai-dai yang sudah malang melintang di tanah air), tokoh-tokoh Islam, Syiar (lembaga Islam yang lebih mengedepankan pengembangan keislaman), serta artikel-artikel keagamaan yang diminati banyak orang.

Dan sejak sinetron-sinetron yang hampir sama dengan Hidayah menjamur di berbagai tayangan televisi yang keluar pakem dari Hidayah, dengan penyajian dan penggarapan yang justru bisa membuat citra kurang baik, Hidayah Indonesia sudah sejak lama menarik diri dari peredaran di televisi. Dengan mengacu hal di atas, maka penilaian Hidayah yang dipersepsikan Islam Belatung adalah penilaian yang sangat cetek. Dan tampaknya sang penebar informasi miring tersebut menyimpulkan berdasar kekurangpahamannya terhadap Hidayah, ia hanya mengetahui kulit luarnya saja tanpa memahami isi-isinya.

Kedua, rujukan yang digunakan sang penebar isu tersebut layak dipertanyakan kebenarannya. Darimana informasi didapat, benarkah dari salah seorang reporter GATRA, ataukah hanya alasan yang digunakan untuk menjustifikasi dugaannya. Saya menangkap bahwa apa yang dituduhkan ini hanya berdasarkan katanya?
bukan dari investigasi yang benar-benar. Nah, jika rujukan tersebut bersifat katanya? karena bukan berasal dari rujukan primer, bagaimana mungkin orang bisa mempercayai kebenaran tulisan tersebut.

Dalam ilmu mushtalahul hadits, sanadnya (penyampai berita) mungkin tidak tsiqah (kurang bisa dipercaya) hingga orang yang meriwayatkan pun (rawi) akhirnya asal-asalan. Maka berita itu pun dianggap dhaif (lemah), dan karena kedhaifannya, maka berita tersebut tidak bisa dijadikan rujukan. Oleh karena itu, orang patut curiga maksud si penulis berita. Benarkah, mengada-ada atau ada maksud kurang baik. Dalam etika jurnalistik, hal semacam ini tidak bisa dipertanggungjawabkan secara akademik.

Ketiga, ia benar-benar tidak tahu atau hanya mengarang. Sebab Perusahaan yang menerbitkan majalah Hidayah bukanlah PT VARIA POP NUSANTARA melainkan yang benar adalah PT VARIAPOP GROUP. Sangat berbeda sekali.

Dan media-media yang berada di bawah naungan bendera PT VARIAPOP GROUP adalah MAJALAH HIDAYAH (Sebuah Intisari Islam), PARAS (Wanita Islam), MUSLIMAH (Trend Remaja Islam), ANGGUN (Pengantin Islam), VARIASARI, DIDIK (Anak Islam), CHEF (masakan) serta BERITA INDONESIA yang khusus diedarkan di Malaysia. Jadi, TABLOID POP tidak ada di dalamnya. Dengan kata lain, jika seseorang menyandingkan atau bahkan menganggap bahwa majalah HIDAYAH saudara sekandung dengan TABLOID POP yang konon katanya media porno alias esek-esek, maka penilaian tersebut SALAH BESAR dan sangat tidak berdasar.

Keempat, Pak Kyai Ali Yafie tentu bisa menilai tentang isi dan misi majalah HIDAYAH sebelum menjatuhkan sepakat untuk menjadi penanggung jawab rubrik Konsultasi Fiqh. Saya yakin, beliau tidak akan mau mengasuh rubrik ini jika kenyataannya HIDAYAH punya saudara media yang hanya mengumbar syahwat, TABLOID POP. Kalau pun tahu belakangan, beliau akan segera menyetop rubrik asuhannya.

Tapi kenyataannya tidak demikian kan. Beliau tetap mengawal majalah Hidayah sebagai pengasuh rubrik konsultasi fiqh sudah lebih dari 33 edisi (hampir 3 tahun). Dan alhamdulillah hingga kini beliau masih setia menerima kedatangan saya tiap sebulan sekali, saat hendak mewawancarainya (dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari pembaca) yang akan dimuat di rubrik konsultasi fiqh.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diluruskan atas berita yang tidak mengenakkan ini. Jika penasaran, silahkan konfirmasi kebenarannya secara langsung ke redaksi Hidayah. Kepada penebar berita miring ini, kalau Anda punya nyali, silahkan datang ke kantor Redaksi HIDAYAH atau Perusahaan yang menerbitkan HIDAYAH. Kita bicara blak-blakan sejauhmana tuduhan Anda benar.

Wassalamualaikum wr. wb
Herry M (staf redaksi HIDAYAH)

26 Komentar »

  1. saya lebih memilih bacaan lain jika dihadapkan untuk membaca majalah hidayah.

    Komentar oleh Azil — September 20, 2006 @ 12:34 pm | Balas

  2. Saya juga mendapatkan email berantai tersebut, dan langsung saya balas ke semua email dalam rangkaian pengiriman email.

    Justru yang saya soroti adalah cara penyampaian si pembuat berita tersebut, yang secara sistematis memojokkan majalah Hidayah, mencurigakan sekali.

    Seharusnya kritik diarahkan kepada yang bersangkutan saja, ataupun jika memang harus ke masyarakat umum, yang dikritik mestinya muatannya, bukan penerbitnya.

    Saya sendiri belum pernah secara sengaja baca majalah Hidayah (seingat saya pernah, tapi entah kapan dan di mana), tapi proses penilaian (ke majalah Hidayah) seperti itu jelas tidak pada tempatnya, yang akhirnya membuat saya lebih menyoroti si pembuat berita.

    Komentar oleh Aryo Sanjaya — September 20, 2006 @ 4:56 pm | Balas

  3. Memang sebenarnya penyajian dengan horor dengan porsi besar tidaklah terlalu bijak, karena bagaimanapun tidak terlalu sejuk. Tapi, tentunya jika disajikan dengan baik, dengan proporsi yang tepat, tentunya sangat bermanfaat karena mengingatkan akan siksa kehidupa post-mortem ^^

    Hmm… Semoga masyarakat tidak termakan propaganda yang tidak benar…

    Komentar oleh Delinski — September 20, 2006 @ 6:12 pm | Balas

  4. saya sih pernah baca Hidayah,,, cuman ya ampun…

    Komentar oleh aRdho — September 20, 2006 @ 9:31 pm | Balas

  5. tag line nya itu loh… : majalah hidayah, SEBUAH INTISARI ISLAM, jadi intisari islam itu seperti yang di majalah tsb…
    *poor koh fahmi* 😛

    Komentar oleh ricky — September 21, 2006 @ 6:46 am | Balas

  6. Saya “PENGEDAR” majalah Hidayah,
    Dengan Harapan setiap yang membeli sama saya semoga dapat “HIDAYAH” dari ALLAH untuk bertobat.
    saya ada saran untuk hidayah, agar jangan memuat gambar para Sahabat(yang berbentuk Kartun) dan juga orang yang pakai jilbab “GAUL”.
    sebab, dalam Al-Quran disuruh pakai jilbab itu sampai kedada. bukan di “PUTER2” di sekitar leher.
    semoga Majalah Hidayah tetap sukses.

    Wassalam

    Komentar oleh chanks — September 25, 2006 @ 10:59 pm | Balas

  7. Saya tidak tertarik membaca majalah HIDAYAH karena terlalu mengeksploitasi cerita-cerita dengan azab yang berlebihan, kalo masyarakat dicekoki dengan cerita seperti majalah HIDAYAH yang mengatasnamakan ISLAM maka orang akan alergi untuk mempelajari ISLAM lebih dalam.

    Komentar oleh Heru Kuswandhito — September 27, 2006 @ 12:47 pm | Balas

  8. Silahkan ambil baiknya, buang yg buruknya. Manusia di beri akal untuk memilih itu.

    Komentar oleh Toni — September 27, 2006 @ 1:16 pm | Balas

  9. Semoga masyarakat kita mampu memilih ‘makanan’ yang terbaik untuk mata, telinga, akal dan hatinya…

    Komentar oleh zhyd_elhamidy — September 27, 2006 @ 2:34 pm | Balas

  10. Saya juga bukan pembaca hidayah, dan kurang suka dgn cerita horor seperti itu. Tapi fitnah tetap fitnah, kalau ditiupkan dengan cara yg degil, jauh lebih sadis daripada pembunuhan. Buat saudara-saudara dari HIDAYAH, anggap saja sebagai kritik pedas. Sabar dan perbaiki sisi yg diburuk-burukann itu. Salam

    Komentar oleh andumslamet — September 27, 2006 @ 4:46 pm | Balas

  11. saya bukan pembaca hidayah yang selalu mencari episode baru untuk menambah khasanah cerita dan pengetahuan saya, tapi kurang begitu suka dengan seorang yang telah menyebarkan berita miring tanpa memberikan bukti yang jelas, “BERHATI-HATILAH WAHAI PENYEBAR BERITA BOHONG ATAU FITNAH KARENA LIDAH ITU BISA MEMBUNUH RIBUAN ORANG DAN ALLAH AKAN MEMINTA PERTANGGUNGAN JAWABNYA DI AKHIRAT NANTI”

    Komentar oleh AGHIS .P. EDI — September 29, 2006 @ 9:53 am | Balas

  12. saya adalah salah satu ikut langganan hidayah udah kurang lebih 1 tahun untuk daerah riau-bengkalis, saya sekeluarga menyukai thema cerita yang ada maupun nasehat didalam majalah tersebut sebagai bahan peringatan bagi perilaku manusia di dunia.

    Komentar oleh edi — Oktober 1, 2006 @ 12:18 pm | Balas

  13. memang susah kalo melawan pengikut syetan…tapi dengan Hidayah Allah..”HIDAYAH” tetap eksis dan mohon lebih ditingkatkan pada bimbingan tauhid..agar generasi kita selamat pada saat kiamat nanti…Amien.

    Komentar oleh rony — Oktober 2, 2006 @ 3:43 pm | Balas

  14. mustinya sich gak sulit
    tema tulisan di mail itu kan
    majalah hidayah saudara majalah pop
    tjoba datangani kantornya
    betul gak mereka satu atap
    satu perusahaan

    kalo soal materinya sendiri
    aku lebih memilih
    bacaan yang bikin umat islam
    lebih cerdas,
    logis alias masuk akal,
    ketimbang dengan cara2 ‘lama’

    aku pernah sich baca hidayah
    karena memang banyak yg memiliki
    majalah itu

    belum separah telvisi kayakanya
    mungkin karena formatnya beda

    tapi kalo televisi, memang banyak sekali
    tayangan2 yg justru membodohkan atau bahkan
    menyesatkan umat

    dei
    0000

    Komentar oleh dei — Oktober 3, 2006 @ 2:41 pm | Balas

  15. Assalam alaikum…
    hal-hal yang berbau mistik sangat disukai oleh masyarakat Indonesia karena pengarauh budaya sebelum Islam,dan hal itu dimanfaatkan oleh majalah Hidayah ini,menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan…akankah kita diam dengan pembodohan aqidah ini? saya bukan menghasut tapi ingatlah sabda Rasulullah” barang siapa melihat suata kemungkaran…”

    LAA IZZATA ILLAL ISLAM

    Komentar oleh fajreen — Oktober 9, 2006 @ 5:54 am | Balas

  16. mencermati isi yang dilontarkan si penulis ‘majalah hidayah saudara sekandung majalah pop’. sudah jelas tujuannya: mempropaganda umat muslim. untuk Anda yang berkomentar majalah hidayah mengedepankan cerita horor, coba dikaji ulang. disini jelas-jelas Anda bukan pembaca majalah hidayah namun berkomentar majalah hidayah mengedapankan cerita horor. disini Anda tidak memiliki kapasitas untuk berkata demikian.
    saran saya, baca lalu putuskan. apakah hidayah sebuah majalah yang mengedapankan cerita horor!!!
    semoga hidaya terus memberikan jalan datangnya hidayah bagi orang-orang beriman. amin

    Komentar oleh Na — Oktober 17, 2006 @ 7:12 pm | Balas

  17. Assalamu’alaiku Wr Wb
    Sdr Herry M (staff redaksi majalah Hidayah) dkk, terima kasih atas info bantahan tentang :”Fitnah terhadap Majlah Hidayah”, saya terus terang pertama membaca artikel ttg Majalah Hidayah bersaudara kandung dengan majalah “MESUM”, saya mengucapkan ” Innalillahi wa inna ilahi roji”un” saya sangat tidak bersimpati bahkan muak dengan keadaan ini (bila memang benar), saya masih ingin TABAYYUN, kejelasan dari majalah “Hidayah” ini, apakah benar2 murni Islam??jauh dari latar kemesuman dibelakngnya??saya akan menginformasikan kepada banyak orang bila benar2 saudara kandung majalah mesum..dan kamipun akan menginformasikan seluas2nya kpd semua orang bila memang benar2 ini majalah Islam dan jauh dari latar mesum…terus terang saya masih ragu dan belum puas, mohon akhi Herry M dkk mengirim email ke saya yang dapat meyakinkan saya bahwa majalah ini benar2 Islami…(dedisprynt@yahoo.com), begitupun kpd rekan2 yang lain mohon konfirmasi ke saya..
    Saya memang tetap tidak setuju bila Hidayah terlalu berlebihan mengambil cerita, bahkan seakan dibuat2, ini saya tidak terima, tolonglah cerita yang jelas, clear, dan mendidik, jangan penuhi dengan mistis yang dekat dgn khurafat dan kekafiran…, begitupula gambar2 atau lukisan wanita yang terlihat seksi dan mempertontonkan dadanya, saya tidak setuju, kurangi ilustras2 ini, benarkah VARIA POP NUSANTARA berbeda dengan VARIPOP GROUP???? Bukankah sama2 VARIA POP????menandakan kepemilikan yg sama/identik walau belakangnya berbeda!!! Mohon klarifikasi segera agar umat ini tidak merasa dibohongi..syukron
    Wassalamu’alaikum Wr Wb

    Komentar oleh dedi — Januari 25, 2007 @ 12:15 pm | Balas

  18. MAU TANYA…

    Saya sempat curiga juga tentang kesamaan ini.

    Coba cek jenis iklan yang ada di Majalah Hidayah. Iklannya mengumbar aurat dan sekitar hal-hal yang senonoh (contoh: perbesar payudara..maaf) dsb.

    Kalau memang ini Majalah Islam, maka harusnya iklan yang seperti ini walaupun mendapatkan uang banyak, harus ditolak. Coba cek deh Majalah Hidayah…Pasti menemukan hal tersebut..! Naudzubillah!

    Komentar oleh nirda — Mei 24, 2009 @ 9:59 pm | Balas

  19. assalamualaiku wr wb.
    pak mau tanya gmn caranya bs iklan dimajah tausyiah.
    dimana alamatnya dan tlng kasih tau alamat lengkapnya
    dan apa saja syaratnya.
    cukup sekian terima kasih.
    wassalam

    Komentar oleh kurniawan — Juni 14, 2009 @ 12:10 am | Balas

  20. Majalah hidayah merusak citra Islam, merusak pemahaman tentang islam,
    isinya berbau mistik

    Komentar oleh Hamba Allah — Agustus 10, 2012 @ 9:53 pm | Balas

  21. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,, Tetapi azab ALLAH sangat pedih.. Ingat Azab Kubur itu ada,, Pasti

    Komentar oleh fazar — November 25, 2012 @ 2:03 am | Balas

  22. menurut majalah hidayah sangat bagus dan mendidik
    jadi orang jangan so tau menjelekan majalah yang sangat bagus dan mendidik

    Komentar oleh yulinia sari — Desember 30, 2012 @ 12:45 pm | Balas

  23. saya setuju dgn majalah hidayah,, karena azab allah itu mank sangat mengerikan..
    sehingga membuat kita jd takut bikin dosa,, dan bisa jd manusia yg lebih baik lagi..

    Komentar oleh maia — Januari 29, 2013 @ 4:09 pm | Balas

  24. 0rang2 di negara ini ‘dapat pendidikannya berbeda (Dasar & Darasah, ibtidaiyah) banyak nya 50:50??/75:25?? atau (ebih keci(?. itu yang saya kira buat sudut pandang & cara fikir nya berbeda2. saya kira Darasah (s/d tingkat atas) sangat ‘khusus’ hingga utk urusan f0t0, atau (ukisan harus dgn sebaik2

    Komentar oleh indah — Agustus 12, 2013 @ 7:58 am | Balas

  25. nya. Saya kira yang Dasar (s/d tingkat atas) tidak atau kurang tahu (tidak dipe(ajari disek0(ah?) tentang ha(2 tersebut. Harap diperbaiki jika sa(ah.

    Komentar oleh indah — Agustus 12, 2013 @ 8:05 am | Balas

  26. Mau berlangganan majalah hidayah,,,tapi yang edisi 2018 ada?

    Komentar oleh M.Nur Faqih — Februari 13, 2019 @ 2:17 am | Balas


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan Balasan ke Aryo Sanjaya Batalkan balasan