Blog Tausiyah275

Desember 10, 2006

Berulangkali Naik Haji, Apa Salah?

Filed under: Fiqh,Haji & Umroh,HOT NEWS — Tausiyah 275 @ 10:10 am

Artikel ini aku buat dan muat, sehubungan dengan kian dekatnya kita dengan pelaksanaan ibadah haji, yg insya ALLOH akan dimulai di awal/pertengahan bulan Desember 2006 mendatang (karena puncak ibadah haji, 10 Dzulhijjah, akan jatuh pada tgl 31 Desember 2006).

Kita seringkali mendengar atau bahkan melihat, banyak umat muslim yg melaksanakan ibadah haji berulang kali. Fenomena ini ternyata tidak saja dilakukan/terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di negara2 lain.

Nah, pertanyaanya, bagaimana sih hukumnya naik haji berulangkali?

Sejujurnya, aku belum pernah naik haji, jadi mungkin ‘sedikit’ tidak kompeten untuk bicara masalah haji. Namun, aku pikir, tidak ada salahnya kan? Toh, tidak berdosa karenanya… 😉

Aku cari2 referensi di internet dan buku2 mengenai haji, ditemukan bahwa Rasululloh SAW HANYA BERHAJI SEKALI seumur hidup. Sebelumnya, beliau hanya ber-UMROH.

Referensi di atas dijadikan ‘patokan’ bagi banyak orang bahwa haji itu cukup sekali, tidak perlu berkali-kali. Jika memang kelebihan rejeki harta, lebih baik hartanya disumbangkan ke yayasan ataupun keluarga miskin. Hal ini dikarenakan harta tersebut akan lebih berguna (untuk khalayak ramai) dibandingkan jika digunakan untuk berhaji (bermanfaat hanya untuk diri sendiri, asumsi banyak orang).

Patokan di atas kian dikuatkan dengan salah satu cerita ulama mengenai seseorang (si fulan) yg batal berhaji karena (uang) bekal untuk berhaji diberikan kepada sebuah keluarga yg kelaparan. Batalnya dia berhaji ternyata tidak membuat pahala hajinya berkurang, bahkan ALLOH SWT menjadikan para jama’ah haji yg berada di Mekkah menjadi haji yg mabrur karena amalan si fulan ini. *insya ALLOH aku akan muat cerita ini di lain waktu*

Walhasil, jama’ah haji (terutama dari Indonesia) yg ingin menuaikan ibadah haji untuk kesekian kalinya terkadang bingung dan merasa ‘bersalah’ karena sering dituding tidak peduli (egois) dg masyarakat miskin yg ada di sekitarnya. Mereka dituduh mencari ‘asyiknya’ sendiri dalam beribadah.

Hmmm….dalam satu pengajian, seorang ustadz menyatakan sebuah hadits, bahwa Rasululloh SAW TIDAK MELARANG naik haji berkali-kali. *aku belum cari referensinya di banyak tempat, jadi aku masih ‘meragukan’ hadits yg disampaikan ustadz tersebut*.

Lalu, bagaimana kita mesti bersikap?

1. Memaklumi keinginan mereka. Siapa tahu orang yg berhaji berulangkali tersebut karena rasa rindu yg luar biasa terhadap Mekkah/Madinah. Menurut cerita orang2 yg sudah naik haji lebih dari sekali, alasan mereka berulangkali berhaji karena mereka MERASAKAN KENIKMATAN IBADAH YG LUAR BIASA. Bahkan, seorang ustadz pernah mengatakan, tiap kali orang tersebut berhaji, dia akan merasakan kerinduan yg luar biasa, tiap kali dia hendak pulang ke tanah airnya. Mungkin jika kita mengalami sendiri perasaan nikmat ibadah ini (dan ingin selalu berhaji tiap tahunnya), kita akan menjadi lebih bijak terhadap keinginan orang2 yg berhaji berulangkali. 🙂

2. Bersyukur bahwa amanah/titipan harta yg diberikan ALLOH SWT kepada mereka, digunakan dengan baik, di jalan ALLOH SWT (untuk beribadah). Banyak kita saksikan orang2 kaya yg menghambur-hamburkan hartanya untuk keperluan yg tidak bermanfaat, bahkan cenderung untuk hal2 yg bertentangan dg perintah agama. Berjudi, berfoya-foya, merupakan sebagian kegiatan tidak bermanfaat yg dilakukan orang2 kaya yg tidak tahu/tidak mengerti bahwa harta merupakan amanah dari ALLOH SWT.

3. (berkaitan dg poin 2) Bersyukur (lagi) bahwa ghirah (semangat) ibadah mereka cukup tinggi. Banyak orang kaya, yg pernah berhaji, setelah punya uang digunakan untuk berlibur ke eropa, amerika dan tempat2 lain. Aku bukannya menentang atau sok mengatur, tapi jika uang tersebut digunakan untuk berhaji, manfaatnya cukup jelas, daripada sekedar jalan2 ‘tidak jelas’. Cerita seorang ustadz tentang jama’ah hajinya (yg berulangkali berhaji) yg memilih untuk berhaji dibandingkan dg jalan2 ‘ga jelas’, selain karena kerinduannya untuk datang lagi…lagi..dan lagi…seakan tak ada bosannya untuk mengunjungi Baitullah.

Aku sendiri punya pikiran tidak muluk2. Aku juga ingin berhaji…namun jika hendak berhaji berikutnya, aku berharap aku sudah bisa membantu warga2 miskin yg ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian, aku beribadah ‘untuk diri sendiri’ (berhaji) dan beribadah untuk kemaslahatan umat (dg mencukupi/membantu warga2 miskin sekitar).

Cita-cita/keinginan anda sendiri bagaimana…?? Berhaji sekali atau berulangkali? Atau ada pendapat lain?? 😉

19 Komentar »

  1. Seingatku Koh, ada suatu hadits yang menyatakan jika seseorang dalam keadaan mampu maka dia harus berhaji lagi setiap 4 atau 5 tahun. Jika tidak dia mendapatkan ancaman.
    Nah, aku lagi lupa hadistnya, ntar kucari dulu dech. Insya allah besok kalo aku sempet kupost. Nyari-nyari hadisnya di internet gak ketemu-ketemu, Buka sahab,net ama sahab,org malah bingung 🙂 .
    Sekedar info basbang : penduduk asli saudi hanya boleh berhaji tiap 4 atau 5 tahun sekali. Kayaknya berdasar hadis tsb.

    CMIIW

    Komentar oleh Luthfi — Desember 10, 2006 @ 5:32 pm | Balas

  2. halah mbahas ME lagi? secara mentang² si ME dah naik haji dan di naik-naikin juga kah?
    *komen dulu baru ngabuurr…

    Komentar oleh oon — Desember 10, 2006 @ 6:28 pm | Balas

  3. – komentar dihapus, terkait tidak beretika dalam diskusi –

    di sini bukan forum untuk menghina suatu ajaran agama!
    Nabi kami Muhammad SAW, membawa ajaran “untukku agamaku, untukmu agamamu…”, tolong anda belajar beretika dan menghargai orang lain, jika anda merasa ajaran agama yang anda anut itu baik,jangan tunjukkan kejelekan anda sendiri!!!

    admin tausyiah275

    Komentar oleh ardan — Desember 10, 2006 @ 10:30 pm | Balas

  4. # Ardan
    wah anda salah …. rasanya anda harus mati dulu buat menyadari kebenaran ajaran agama

    Komentar oleh Luthfi — Desember 11, 2006 @ 10:26 am | Balas

  5. kalo tinggal di arab sana gimana?
    *baru tau kalo kakek gw 14 kali naik haji*

    Komentar oleh andriansah — Desember 11, 2006 @ 6:37 pm | Balas

  6. – komentar dihapus, terkait tidak beretika dalam diskusi –

    di sini bukan forum untuk menghina suatu ajaran agama!
    Nabi kami Muhammad SAW, membawa ajaran “untukku agamaku, untukmu agamamu…”, tolong anda belajar beretika dan menghargai orang lain, jika anda merasa ajaran agama yang anda anut itu baik,jangan tunjukkan kejelekan anda sendiri!!!

    admin tausyiah275

    Komentar oleh ardan — Desember 12, 2006 @ 12:07 am | Balas

  7. Kayaknya ada provokator di sini *liat kiri kanan* Hmmmm

    Komentar oleh ExeCute — Desember 12, 2006 @ 11:13 am | Balas

  8. udah..difilter aja mas fahmi. setuju saya…:-D

    Komentar oleh cahyo — Desember 13, 2006 @ 8:39 am | Balas

  9. saya awalnya berpikiran sama, daripada naik haji berkali2 mending uangnya dipake buat bantu orang yang kesusahan. minimal disumbangin ke yayasan ato yang laen. Ato bisa juga di pake buat menhajikan orang lain (sodara ato tetangga). Tapi saya pernah denger ceramah dari seorang ustadz, bolehnya orang naik haji untuk yg kedua n seterusnya krn untuk memperbaiki kualitas haji kita (klo g salah redaksinya), karena mungkin kita g tau yang mana yang mabrur. mungkin yang kedua ato yang ke…

    Komentar oleh cakmay — Desember 13, 2006 @ 5:30 pm | Balas

  10. bukankah beliau salallahu ‘alaihi wassalam melakukan haji yang terakhir (haji wada’)?? artinya beliau melakukan haji lebih dari sekali??

    Komentar oleh arrayyan — Desember 23, 2006 @ 11:00 pm | Balas

  11. Naik haji mau sekali atau berulang kali, tergantung niatnya. kalo naik hajinya hanya untuk diliat orang, tentu salah dan hajinya tdk mabrur. Kalo hajinya berulang-ulang hanya karena kerinduannya kepada Alloh dan Masjid Haram dan Nabawi, tentu tidak ada larangannya. Karena tiap orang lain2 kepuasannya dalam beribadah.

    Jadi kita tidak bisa menilai atau melarang orang utk naik haji berkali2. sekali lagi tergantung niatnya.

    Kalo ada anggapan daripada haji berkali2 lebih baik uangnya diberikan kpd orang miskin, saya pikir itu salah.

    Menolong orang itu wajib hukumnya, apakah itu haji, bukan haji, orang islam atau bukan, semuanya wajib menolong orang yang kesulitan. Menolong orang yang kesulitan tidak ada kaitannya sama ibadah haji berkali2. Selama yang haji berkali2 itu tetap memperhatikan orang miskin kenepa harus diributkan? apakah yang mempermasalahkan orang yang berhaji berkali2 sudah membantu orang miskin disekitarnya? renungkanlah.

    Ibadah haji itu mempunyai kesan yang berbeda2 pada masing2 individu, jadi tidak bisa disalahkan, siapa tau orang itu sangat rindu akan Allah.

    Wassalam

    Komentar oleh thamrin — Desember 26, 2006 @ 1:50 pm | Balas

  12. haji wajib bagi yg sanggup,jalan2 ke eropa ke penjuru dunia juga gak salah, untuk nambah wawasan dan pengalaman bg yg mampu, sedekah, kasih makan orng miskin juga baik kalau ikhlas. yah ujung2nya LILLAHI TA’ALA ajalah friends, biar manfa’at

    Komentar oleh dewi — Desember 28, 2006 @ 6:33 pm | Balas

  13. yang dimaksud kemampuan bukan dari segi materi tetapi kemampuan hati untuk mengendalikan semua perasaan yang baik kalo materi sewaktu-waktu dapat dicari ngutang ke nyolong ke tapi kalo hati ga bisa ditipu tau

    Komentar oleh surya — Maret 25, 2007 @ 8:24 am | Balas

  14. Kini telah hadir alat Elektronik Digital Audio Haji, Kumpulan Do’a Haji & Umrah dalam bentuk Digital Audio, Do’a mulai sejak keluar rumah/mulai persiapan s/d Aktifitas Haji/Umrah selesai.Urutan Doa dan Niat sesuai MANASIK DEPAG RI.Lantunan Doa dalam Bahasa Arab & terjemahan Indonesia.

    Dicari Distributor/Agent diseluruh wilayah Indonesia untuk pemasaran Digital Audio Haji & Umrah CE-2306.Kontak PT. CAHAYA ASYIHIN group Chelven Engineering sdn.bhd. Manufacture Digital Audio Haji CE-2306 Tlp. 021 7941055, 9868-4989 Fax 021 7941055 email info@ca.web.id.

    Komentar oleh CA — Mei 10, 2007 @ 8:49 am | Balas

  15. apa betul Kanjeng Nabi hanya menunaikan ibadah haji SATU KALI SEUMUR HIDUP? setau saya ada istilah haji wada’ (peristiwa turunnya ayat terakhir al quran), adalah haji TERAKHIR yang dikerjakan Kanjeng Nabi.
    Apakah itu satu-satunya ibadah haji yang dikerjakan Beliau? Padahal perintah utk haji sudah turun sebelum itu.
    CMIIW.

    Komentar oleh wijayanto — November 29, 2007 @ 1:08 pm | Balas

  16. Mungkin juga orang yang pergi haji berkali-kali disebabkan karena kerinduan pada baitullah dan tempat-tempat istimewa disana. Siapa tahu mereka juga melaksanakan zakat dan sadaqah dan amal jariyah yang lain sebagai kepedulian terhadap masyarakat.

    Komentar oleh aina — Juni 22, 2008 @ 10:46 pm | Balas

  17. […] berhaji berkali-kali Saya pernah tulis artikel tentang kaum muslim (terutama dari Indonesia) yg menuaikan haji berkali-kali. Di sana, saya tulis bahwa MEMANG TIDAK SALAH UNTUK BERHAJI BERKALI-KALI, tapi alangkah baiknya […]

    Ping balik oleh Menggugat Pak Haji dan Bu Hajjah « Blog Tausyiah275 — Oktober 21, 2012 @ 4:09 am | Balas

  18. […] ini tidak tahu kelezatan beribadah karena punya dosa dan gemar bermaksiat, meski orang ini sudah berhaji sekian kali. Orang2 ini, yg sudah berhaji, jika masih melakukan hal2 yg tidak bermanfaat, sudah selayaknya […]

    Ping balik oleh Khutbah Jum’at – 20130412 | Kumpulan Khutbah Jum'at — Mei 12, 2013 @ 11:46 am | Balas

  19. […] jika semua umat Islam kaya dan punya toleransi untuk ibadah haji dengan tidak terlalu sering berulangkali berhaji (tidak egois dalam […]

    Ping balik oleh Umat Islam HARUS KAYA, Tapi… | Blog Tausiyah275 — Agustus 11, 2013 @ 9:47 am | Balas


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar