Blog Tausiyah275

Januari 22, 2007

4 Sehat, 5 Sempurna, 6 Halal

Filed under: Fiqh,Hikmah,Lain-lain,Tidak Jelas Juntrungannya — Tausiyah 275 @ 10:22 pm

Aku yakin jargon 4 Sehat 5 Sempurna (4S5S) sudah kita kenal sejak kecil. Banyak cara untuk mengajarkan jargon ini, dimulai pengenalan gambar makanan yg memenuhi kaidah 4S5S ini, hingga ibu2 kita juga menerapkan 4S5S ini dalam menu makanan kita sehari-hari.

Bagi yg lupa 4S5S, aku tulis ulang… Sepiring nasi, lauk pauk berupa daging dan telur serta ikan, sayur mayur, buah-buahan dan terakhir adalah segelas susu. Makanan dengan komposisi 4S5S ini diharapkan bisa dikonsumsi 3x sehari, agar badan menerima gizi yg cukup jumlahnya. Dengan demikian, badan jadi sehat sehingga bisa beraktivitas lebih banyak dan efisien.

Kenyataannya, banyak diantara saudara kita yg tidak bisa makan dengan komposisi 4S5S tersebut. Mereka bahkan harus berjuang mati2an demi sepiring nasi. Jangankan untuk makanan 4S5S, untuk bisa makan 3x sehari pun mereka sudah ‘jungkir balik’ untuk mendapatkan rejeki guna bisa membeli makanan.

Bahkan, jika kita perhatikan di sekeliling kita, misalkan seorang buruh bangunan, menu makanan yg dia santap sangat memprihatinkan, terkadang nasi, sayur dan tempe saja. Tentu saja ini tidak memenuhi gizi yg dibutuhkan badannya, terlebih lagi dia bekerja kasar, dalam artian banyak menggunakan fisik, sehingga pasokan gizi yg dibutuhkan badannya jelas lebih banyak.

Namun, tidak sedikit pula di lingkungan kita, ada orang yg menyia-nyiakan menu 4S5S yg ada. Dari sekian gizi yg tersedia pada makanan, dia malah hanya makan sekedarnya…dan walhasil tidak memenuhi kebutuhan gizi tubuhnya.

Manusia memang aneh…ada orang yg mati2an mencari uang untuk memenuhi kebutuhan gizi, di tempat lain malah ada orang yg membuang-buang gizi yg telah tersedia.

Kembali ke judul artikel ini…

Sebenarnya yg hendak aku bidik dalam tulisan ini adalah poin 6, yakni HALAL.

Sebaik dan selengkap apapun serta sebanyak apapun menu makanan kita yang memenuhi kaidah 4S5S, namun SEBAGAI SEORANG MUSLIM, KITA MESTI PERHATIKAN ASPEK KEHALALANNYA. Hal ini didasarkan hadits Rasululloh SAW “Tiap tubuh yg tumbuh dari (makanan) yg haram maka api nerka lebih utama membakarnya.” (HR Thabrani)

Ada 2 ‘tipe’ halal yg ‘mesti’ memenuhi poin 6:
1. Halal dari bahan penyusunan (bahan makanannya).
Di sini, kita mestikan bahwa makanan yg kita konsumsi mesti terbuat dari bahan yg halal. Daging yg kita makan, mesti dipastikan bukan daging babi, daging anjing, ataupun daging hewan yg disembelih yg tidak mengatasnamakan ALLOH SWT.

(masakan dari) Sayuran yg kita makan pun mesti dicek. Apakah bahan pembuatnya, misalnya minyaknya terbuat dari babi, atau barangkali dari ular, atau lainnya…pokoknya yg tidak halal. Bahkan, bisa jadi kita memakai kecapnya yg tidak halal. Walhasil, barang2 haram itu masuk ke tubuh…dan menjadi daging.

Sementara Rasululloh SAW sendiri menyatakan agar kita berhati-hati dalam memilih makanan, jangan sampai barang haram masuk perut kita, terlebih lagi menjadi daging, sebagaimana hadits ada di atas.

2. Halal dari cara mendapatkannya.
Jenis halal lainnya adalah bagaimana kita mendapatkan makanan itu. Cara mendapatkan yg baik bukan berarti mesti mencuri. Kita mesti perhatikan juga ASAL REJEKI/DARI MANA UANG BERASAL.

Sebagai contoh, para koruptor. Mereka bisa saja memberikan makanan yg memenuhi 4S5S….bahkan dalam jumlah yg sangat banyak. Namun, harta yg mereka gunakan untuk memberikan/membeli makanan 4S5S itu bukanlah harta yg halal, karena mereka dapatkan melalui cara yg tidak halal…yakni korupsi.

Dengan demikian, kita haruslah cermat, apakah gaji yg kita terima merupakan rejeki yg halal. Bahkan seorang seniman jalanan saja memperhatikan kehalalan uang yg dia terima, apakah kita tidak malu jika ada unsur tidak halal yg tercampur ke dalam rejeki kita?

Saudara-saudaraku, mari kita cermati lagi makanan yg tersaji dan siap kita makan. Apakah sudah memenuhi komposisi ideal, 4S5S6H? Jika tidak memenuhi 4S5S, hendaknya KEHALALAN tetap menjadi barometer/perhatian utama sebelum kita makan…kecuali kita sudah siap menjadi penghuni neraka. 😉

Komentar dan kritik mengenai artikel ini aku tunggu… 🙂

artikel lain yang sejenis:
ikan hiu tidak haram
obat batuk vicks mengandung alkohol
kepiting halal dimakan
makanlah produk halal
Pengaruh Makanan Haram dalam Perspektif Biologi Kuantum

4 Komentar »

  1. bener banget tuch…
    tp gmana y cara mencari yang 100% halal di negara yang korup terbesar di dunia???

    atau bagaimana cara mensiasati semua itu agar kita nda terjebak kedalamnya..

    thax atas tausiahnya y.. 🙂

    Komentar oleh firman — Januari 23, 2007 @ 7:03 pm | Balas

  2. Aswrwb. Memang di negeri yang tdk mengatur dirinya dengan aturan yang maha pencipta sangat parsial dalam menangani problemanya. Makanya mari kita budayakan dan opinikan melakukan sesuatu yang diperbolehkan oleh pencipta Allah swt, diantaranya menggunakan sesuatu yang halal. Oleh karena itu kami coba memulai di http://www.halalsehat.com

    Komentar oleh Sucipto — November 28, 2007 @ 6:45 pm | Balas

  3. Aswrwb. Memang di negeri yang tdk mengatur dirinya dengan aturan yang maha pencipta sangat parsial dalam menangani problemanya. Makanya mari kita budayakan dan opinikan melakukan sesuatu yang diperbolehkan oleh pencipta Allah swt, diantaranya menggunakan sesuatu yang halal. Oleh karena itu kami coba memulai di http://www.halalsehat.com

    Komentar oleh Sucipto — November 28, 2007 @ 6:48 pm | Balas

  4. terima kasih atas adanya artikel ini, karena dengan adanya artikel ini dapat membantu saya dalam menyelesaikan tugas dari guru bidang study tata boga.

    Komentar oleh fatimah — November 21, 2008 @ 12:13 pm | Balas


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar