Blog Tausiyah275

Desember 23, 2012

Kontradiksi Anti JIL

Filed under: Ensiklopedia Islam,JIL & anti JIL,Seri Kesalahan2,Tarbiyah — Tausiyah 275 @ 5:51 pm

Bismillah,

Pertikaian yg terjadi antara JIL-ers dan anti JIL-ers kian ramai. Masing-masing pihak saling serang tokoh2 lawannya. Baik secara halus maupun dengan terang-terangan.

Belakangan ini para JIL-ers menyerang Fauzi Baadilla, yg dikenal sebagai salah satu tokoh anti JIL. Bahkan saya pernah baca, Fauzi memberikan (?) rumahnya di daerah Utan Kayu yg berlokasi (tepat?) di depan kantor JIL, untuk dijadikan markas oleh kelompok anti JIL.

Serangan yg dilakukan oleh para JIL-ers adalah dengan menunjuk aktivitas Fauzi, terutama terkait dengan menjadi host acara di televisi, yg banyak menampilkan perempuan dengan pakaian yg minim. Saya tidak akan menyediakan foto terkait hal ini, silakan anda cari sendiri. 🙂

Yang menjadi sorotan saya adalah sikap para anti JIL-ers terhadap serangan yg diterima Fauzi ini. Dari beberapa tweet yg pernah saya baca, intinya mereka berpendapat begini,“lebih baik begajulan daripada begaJILan”. Anda juga bisa temukan di sini.

Menurut saya, sikap ini aneh. Alih-alih menasehati atau mengajak Fauzi untuk tidak lagi menjadi pembawa acara yg isinya kurang baik, para anti JIL ini menganggap sikap ‘urakan’ Fauzi lebih baik daripada menjadi JIL.

Padahal dg menjadi pembawa acara yg kurang baik, mestinya Fauzi tahu bahwa dia akan menjadi sasaran tembak kaum JIL. Selain itu, bukankah di Islam sendiri sudah ada larangan untuk mendekati zina? Belum lagi dengan cara berpakaian para perempuan yg mengisi acara tersebut, nampaknya jauh dari perilaku Islami.

Saya sendiri belum pernah melihat acara tsb. Tapi dari hasil googling yg saya lakukan, isi acaranya yaa bisa diterka. 😉

Sementara itu, kata begajulan mempunyai arti yg kurang baik. Identik dg orang yg tidak mau diatur, lalu sikapnya melawan norma-norma masyarakat. Termasuk melakukan kejahatan, entah itu mencuri, mabok, ataupun hal2 yg (bisa jadi) terkait kriminal.

Malah, menurut saya, ada komentar yg lebih ‘menggelikan’ lagi ttg Fauzi Baadilla ini. Ada anti JIL-ers yg menganggap Fauzi mirip Umar. Saya malah bertanya-tanya, dari sisi apanya yg mirip Umar? Umar, setelah masuk Islam, meninggalkan semua perilaku jahiliyahnya. Lah, Fauzi sendiri masih menjadi pembawa acara yg nyerempet2. Ga perlu lebay deh!

Terkait dengan pembelaan (membabi buta) ini, salah satu komentar JIL-ers yg menurut saya cukup menohok adalah “anti JIL membela Fauzi karena sudah diberi markas (di daerah Utan Kayu, seperti yg saya sebut di atas).” Wah, jika tuduhan ini memang benar demikian adanya, saya hanya bisa termenung melihat saudara2 anti JIL-ers yg membela saudaranya hanya karena takut dicabut fasilitasnya.

Jika para anti JIL-ers sering menyebut para JIL-ers sebagai hamba dollar (yg mereka klaim, diberi oleh USA) lah sekarang mereka pun demikian, menjadi hamba rumah/sekretariat. ;-(

Saya tidak membela JIL ataupun anti JIL. Saya sudah pernah dicap anti JIL dan anti FPI, dan saya tidak akan pernah ambil pusing dg cap-cap seperti itu. Saya hanya mengajak para anti JIL utk mau berpikir lebih jernih, tidak fanatik. 😀

Khusus kepada saudaraku Fauzi Baadilla, mbok ya sampean bertobat dengan sebenar-benarnya tobat (taubatan nasuha), agar anda dan rekan-rekan anti JIL tidak dijadikan sasaran tembak terus menerus oleh JIL. Selain itu, juga Islam tidak dijadikan sasaran tembak berikutnya. Insya ALLOH, rejeki yg lebih halal (dan lebih banyak) akan anda peroleh jika anda memang punya niat yg sungguh2 utk bertobat.

Semoga berguna.

Mei 25, 2012

Heboh Irshad Manji

Bismillah,

Beberapa hari belakangan, kita di Indonesia mendapati media banyak menyebut dan menuliskan Irshad Manji sebagai bahan berita. Yang paling banyak diberitakan adalah terjadinya pembubaran paksa ‘diskusi’ yg diselenggarakan oleh beberapa lembaga yg menjadikan Irshad Manji sebagai narasumber.

Pertanyaannya, siapa Irshad Manji yg menimbulkan kehebohan itu?

Secara umum, anda bisa membaca bio data Irshad Manji di wikipedia berbahasa Inggris atau bahasa Indonesia, atau di situsnya.

Info umum yg bisa saya berikan di sini adalah Irshad Manji adalah seorang muslimah yg menganut paham feminisme dan menjalani hidup sebagai seorang lesbian.

Saya yakin, sebagian besar kaum Islam (apalagi muslim di Indonesia) akan langsung ‘panas’ begitu membaca info yg saya berikan di atas. Walhasil,kita bisa baca mengapa terjadi pembubaran dan pengusiran Irshad Manji.

Namun, terus terang, saya agak tidak setuju dg metode pembubaran dan pengusiran seperti itu. Mengapa? Itu artinya muslim (di Indonesia) selalu terlihat reaktif dengan selalu melibatkan fisik. Padahal jika kita perhatikan lebih seksama, secara fisik Irshad Manji tidak mengganggu.

“Lho, tapi kan pemikiran kan lebih berbahaya? Makanya kita usir!”

Betul, pemikiran bisa lebih berbahaya daripada fisik karena pemikiran tidak bisa dibelenggu atau disiksa. Justru jika anda berpikir bahwa pemikiran lebih berbahaya, maka sudah saatnya kita berpikir untuk mengedepankan metode pemikiran untuk melawan pemikiran! 😉 *mudah2an tidak bingung membaca kalimat ini*

Saya, terus terang, tidak punya fisik yg mumpuni untuk ikut berjuang dan berjihad (jika memang boleh dikatakan demikian). Namun, saya punya otak dan akal yg bisa saya manfaatkan untuk berpikir dan membantu dari sisi non fisik.

Saya sendiri termasuk orang yg tidak setuju (kontra) dengan Irshad Manji. Saya juga yakin bahwa kedatangan Irshad Manji ke Indonesia adalah sebagai salah satu metode perang pemikiran yg dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Namun, saya tidak akan repot2 melawan dia dengan menggunakan fisik.

Sebaliknya, saya akan baca bukunya (dan sedang saya baca bukunya) untuk mengetahui pemikiran2 dia seperti apa? Jika memang pemikirannya keliru, maka saya akan lawan dengan pemikiran pula.

Dengan kata lain, gunakan senjata yg ‘sepadan’. Untuk membunuh nyamuk, tidak perlu menggunakan bom nuklir. Cukup dengan 2 tangan (untuk menepuk nyamuk) atau raket listrik atau obat nyamuk (semprot atau bakar).

Saya hanya hendak menyampaikan, bahwa saat ini saya sedang membaca buku milik Irshad Manji yg berjudul “Beriman Tanpa Rasa Takut”. Sejak awal membaca, saya sudah melihat banyak ‘kesalahan’ pemikiran yg dituangkan Irshad Manji dalam bukunya. Dan saya punya jawaban untuk tiap-tiap ‘kesalahan’ tersebut.

Insya ALLOH, saya akan menulis review dan bantahan2 dari tiap ‘kesalahan’ yg ada di buku Irshad Manji. Saya coba tulis per bab atau tiap 2 bab.

Semoga bermanfaat.

April 22, 2012

Anti JIL Dan Anti FPI

Filed under: Ensiklopedia Islam,HOT NEWS,JIL & anti JIL,Seri Kesalahan2 — Tausiyah 275 @ 1:13 pm

Bismillah,

Beberapa waktu lalu kita sempat diramaikan dengan berita2 terkait dengan JIL dan FPI. Sebenarnya bisa dikatakan bukan berita baru, karena kedua kubu ini sudah cukup lama menghiasi berita-berita di tanah air.

Namun, berbeda dengan berita2 sebelumnya, kali ini terasa lebih heboh dikarenakan terjadi aksi unjuk rasa antara keduanya. Belum lagi jika anda perhatikan di Twitter, terjadi perdebatan sengit (twitwar) antara pendukung JIL dan pendukung FPI dengan hashtag #IndonesiaTanpaFPI dan #IndonesiaTanpaJIL. Masing2 pihak saling mengomentari dan menyerang lawannya dengan berbagai argumen dan pemikiran.

Saya bukanlah fans FPI, demikian pula JIL. Jika anda perhatikan artikel2 di blog ini, saya pernah menulis ‘perlawanan’ saya terhadap pemikiran2 JIL maupun aksi2 yg dilakukan oleh FPI. Juga di status twitter ini.

Dan bagi saya, keberadaan JIL dan FPI sedikit banyak justru ‘mengotori’ Islam yg diajarkan Rasululloh SAW.

Apa sebab?

Aksi2 anarkis yg dilakukan FPI, dengan dalih apapun, baik terhadap sesama muslim (dg menyerang rumah makan yg buka dan org yg sedang makan di bulan puasa) maupun terhadap pemeluk agama lain (ahmadiyah, kristen, dll) jelas bukan perwujudan Islam sebagai rahmatan lil ‘aalamin. Boro-boro menjadi rahmatan lil ‘aalamin, orang2 di sekitar (Islam dan non Islam) malah menjadi deg-degan dan was-was setiap kali ada org dg atribut FPI lewat.

Bahkan, saya sendiri seringkali merasa tidak nyaman dengan keberadaan FPI pada saat saya berpapasan dengan mereka di jalan. Pada saat di jalan, seringkali para anggota FPI ini tidak menggunakan alat keselamatan yg seharusnya. Seperti menggunakan helm ataupun duduk2 di atas metromini atau mobil bak terbuka. Selain membahayakan diri mereka, tindakan ini juga sebenarnya membahayakan diri orang lain.

Jika ada yg membenarkan tindakan anarkis FPI dalam membubarkan rumah makan atau tempat2 maksiat dg dalih bahwa pemerintah tidak berdaya dan tidak berbuat apa2, maka saya hendak bertanya:
1. Mengapa hanya tempat2 maksiat tertentu yg dituju?
2. Berdasarkan informasi dari teman saya, di dekat markas FPI di Petamburan, terdapat sebuah komplek pelacuran. Nah, jika FPI benar2 serius memerangi maksiat di tempat2 lain, mengapa tempat ini ‘terlupakan’?
3. Bagaimana dengan ayat Al Qur’an, An Nisa(4):59 berikut,“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
4. Apakah anda merasa lebih baik dari Nabi Musa as yg tetap menggunakan cara yg baik (santun) saat bertemu dan menghadapi Firaun yg sudah sedemikian jelas kekejamannya?

Baik, mari kita tinggalkan FPI dan beralih ke JIL.

Keberadaan JIL-pun, bagi saya adalah salah satu bentuk pengotoran terhadap Islam. Saya ulangi, JIL bukanlah representasi atau perwujudan Islam seperti yg diajarkan Rasululloh SAW. Salah satu ajaran JIL yg menurut saya sudah sedemikian ngawur adalah masalah MENYAMAKAN SEMUA AGAMA. Dengan kata lain, menyalahartikan arti pluralitas dan pluralisme.

Jika memang semua agama itu sama, maka tidak perlu ada ayat Al Imran(3):19,“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”

Seperti yg pernah saya tulis, keberadaan JIL adalah salah satu bentuk perang pemikiran (ghazwul fikri). Dan kita, selaku umat Islam mesti lebih waspada dengan tipe perang pemikiran ini. Mengapa? Karena perang pemikiran, sosok musuh tidak terlihat. Dia akan merambat dan merusak dg cara yg sangat halus namun dengan dampak yg sedemikian besar.

Lalu, bagaimana cara mengatasi perang pemikiran ini? Pelajari Islam dengan baik dan benar serta cari guru/ulama yg memang punya kualitas dan bisa diandalkan. Bukan ulama2 yg muncul di TV yg cenderung mengutamakan ketenaran dan menghibur penonton, bukan ke inti dan solusi masalah agama.

Intinya, JIL adalah ‘pengotoran’ Islam dalam bentuk pemikiran sementara FPI dalam bentuk kekerasan (fisik).

Semoga berguna.

Isi dari https://twitter.com/#!/tausyiah275/status/170715416543506432 adalah

Menolak JIL dianggap FPI.Menolak FPI dianggap JIL.Islam bukan cuma kalian berdua lho! :p

Sementara isi dari https://twitter.com/#!/tausyiah275/status/172996077736304640 adalah

fenomena ustad Solmed dan mamah Dedeh karena masyarakat lebih suka ‘hiburan’ +solusi mudah daripada materinya 😉

Laman Berikutnya »